Pengenalan Elektro
Disusun oleh :
-Faishal Dzakwan
-Gibran Rakhe S
-Jerry Surya Irawan
-Rizky Ramadhani R
-Zaky Muhammad O
-Zaky Muhammad O
Resistor
Resistor : Pengertian, Fungsi, Kode Warna, Macam Macam
dan Gambar.
Tentunya
bagi anda yang paham atau sekedar tertarik dengan komponen elektronika sudah
tidak asing lagi dengan istilah resistor. Karena resistor ini dapat ditemukan dengan mudah hampir di semua
rangkaian elektronika, baik dari rangkaian yang kompleks hingga rangkaian
sederhana. Meskipun begitu, tentunya banyak yang belum mengetahui banyak
tentang resistor ini. Pada artikel ini akan dijelaskan secara lengkap materi
pembahasan resistor yang
mudah dipahami.
Pengertian Resistor
Resistor
atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai
hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang
mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran
Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom,
sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus
kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat dilihat pada elemen pemanas
setrika. Jika elemen pemanas tersebut dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral
yang biasa disebut dengan kawat nikrom.
Satuan
Resistor adalah Ohm
(simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi
listrik. Dalam sejarah,
kata ohm itu diambil dari nama salah seorang fisikawan hebat asal German
bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm
yang masih berlaku hingga sekarang.
Fungsi
Resistor
Resistor
berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara mikroskopik,
unsur-unsur penyusun resistor memiliki
sedikit sekali elektron bebas. Akibatnya pergerakan elektronya menjadi sangat
lambat. Sehingga arus yang terukur pada multimeter akan menunjukan angka yang
lebih rendah jika dibandingkan rangkaian listrik tanpa resistor.
Namun
meskipun misalnya kita menyusun rangkaian listrik tanpa resistor, bukan berarti
tidak ada hambatan listrik didalamnya. Karena setiap konduktor pasti
memiliki nilai hambatan, meskipun relatif kecil. Namun dalam perhitungan
matematis, biasanya kita abaikan nilai hambatan pada konduktor tersebut, dan
kita anggap konduktor dalam kondisi ideal. Itu berarti besar resistansi
konduktor adalah nol.
Bisakah
dibayangkan jika konduktor yang terdapat pada rangkaian listrik tidak memiliki
hambatan sama sekali. Ya, proses transfer daya pastinya akan optimal, jika kita
aplikasikan pada komputer maka kecepatan komputer akan
meningkat tajam dengan spesifikasi prosesor yang sama. Hal inilah yang
beberapa dekade terakhir menjadi bahan perbincangan para ilmuwan bagaimana
menciptakan konduktor tanpa hambatan, atau lebih dikenal dengan sebutan
superkonduktor.
Cara
Menghitung Resistor
Menggunakan Alat Ukur
Dalam
menghitung besarnya hambatan yang terkandung dalam resistor, kita punya beberapa teknik perhitungan. Pertama adalah cara yang
paling gampang, yaitu dengan menggunakan multimeter digital. Setelah kita menyetel multimeter
digital dalam mode “ohm”, lalu kedua terminal multimeter kita tempelkan dikedua
kaki resistor. Dengan itu seketika muncul besar hambatan dari resistor yang
kita ukur.
Cara kedua
yaitu dengan menggunakan multimeter analog. Untuk menggunakan alat ukur ini
maka butuh sedikit keahlian dalam membaca skala pada multimeter. Pada
multimeter analog, umumnya kita akan menemukan beberapa skala yang dapat
digunakan sesuai kebutuhan ketelitian perhitungan.
Membaca Kode Warna
Dan
satu lagi, tentunya pasti anda juga bertanya-tanya bagaimana cara menghitung
resistor film karbon yang memilki banyak gelang warna.
Biasanya cara ini sudah lama ditinggalkan karena para Teknisi lebih sering
menggunakan alat ukur agar lebih cepat melakukan reparasi. Tetapi bagi anda
yang belajar dan untuk praktik atau tugas sekolah berikut ini penjelasan
lengkap cara membaca Kode Warna pada Film Karbon Resistor secara manual.
Cara
mudah menghafal nilai dari kode warna Resistor yaitu dengan cara menghafalkan warna berdasarkan
dari urutan pada tabelnya yaitu dengan singkatannya. “Hi Co Me O Ku, Hi Bi U A
Pu” akan lebih mudah diingat untuk menghafal, yang biasanya digunakan untuk
praktikum siswa pada kelas jurusan Teknik Audio Video, Elektronika dan segala
jurusan yang memiliki materi pelajaran dasar elektronika.
Contoh Latihan Soal Kode Warna Resistor dan Jawabannya :
1.
Coklat, Merah,
Merah, Emas = 1, 2, x100, 5% = 1200Ω 5%
2.
Perak, Hijau,
Ungu, Merah = 10%, x1, 7, 2 = 27Ω 10%
3.
Biru, Abu Abu,
Kuning, Emas = 6, 8, x10k, 5% = 680kΩ 5%
4.
Emas, Orange,
Biru, Hijau = 5%, x10k, 6, 5 = 560kΩ 5%
5.
3k3Ω 10% = 3, 3,
x100, 10% = Orange, Orange, Merah, Perak
6.
27kΩ 5% = 2, 7,
1k, 5% = Merah, Ungu, Orange, Emas
7.
0,5Ω 1% = 5, 0,
(x0,01), 1% = Hijau, Hitam, Perak, Cokelat
8.
22k2 10% = 2, 2,
2, x100, 10% = Merah, Merah, Merah, Merah, Perak
Macam Macam Resistor
Resistor pada
saat ini hanya terbagi menjadi dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan
resistor tidak tetap (variable resistor). Dari kedua macam resistor tersebut masih bisa
dibagi lagi berdasarkan jenis jenisnya.
Resistor
|
|
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat 2. Resistor Batang Karbon 3. Resistor Keramik atau Porselin 4. Resistor Film Karbon 5. Resistor Film Metal |
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Potensiometer : – Logartimik & Linear – Putar & Geser 2. Trimpot 3. NTC dan PTC 4. LDR |
Resistor tetap (fixed resistor)
Resistor
jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama resistor
tersebut dalam kondisi yang baik. Resistor tetap memiliki ciri ciri yang tidak
bisa berubah ubah jika resistor tersebut
tidak rusak. Resistor tetap juga terdiri dari beberapa jenis resistor yang
dikelompokan berdasarkan bahan penyusun resistor tersebut. Berikut ini adalah
pembahasan jenis resistor tetap secara mendetail :
a.
Resistor Kawat
Resistor kawat merupakan
resistor pertama kali dibuat. Dahulu resistor ini digunakan dalam rangkaian
yang masih menggunakan tabung hampa sebagai transistornya. Dengan ukuran fisik
yang cukup besar dan juga bentuknya yang bervariasi pada masanya, resistor ini
juga memilki nilai hambatan yang cukup besar pula. Resistor kawat juga
mampu beroperasi pada arus kuat dan panas yang tinggi sehingga banyak ditemukan
pada rangkaian elektronika bagian power. Rating daya yang terdapat pada
resistor jadul yang ini adalah dalam bebrabagi ukuran seperti 1 watt, 2 watt, 5
watt, serta 10 watt.
b.
Resistor Batang Karbon
Resistor
jenis batang karbon terhitung jenis resistor jadul sama seperti resistor kawat. Resistor ini tersusun dari bahan karbon didalamnya dan
terdapat kode-kode warna untuk menandai besarnya hambatan dari resistor
tersebut. Resistor yang merupakan generasi awal ini untuk penggunaanya
saat ini sudah sangat jarang. Sehingga kurang familiar bagi para praktisi
elektronika saat ini.
c.
Resistor Keramik
Sesuai
dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau porselen, dengan
lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup mungil, namun
resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm hingga kilo ohm.
Kemajuan Teknologiterutama pada bahan yang dibutuhkan sebagai komponen elektronika, resistor keramik pada
saat ini kebanyakan digunakan pada gadget yang memilki ukuran cukup
kecil. Coba saja buka perangkat ponsel yang anda miliki, dapat dipastikan
akan bisa menemukan resistor jenis ini didalamnya. Resistor ini memiliki
rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
d.
Resistor Film Karbon
Resistor Film karbon merupakan
sebuah perkembangan dari resistor batang karbon. Resistor ini terbuat dari bahan karbon didalamnya dan
diluarnya dilapisi dengan bahan pelindung berupa film. Pelindung ini berguna
untuk mnecegah adanya pengaruh eksternal terhadap karakteristik dari resistor
jenis ini. Dipermukaanya terdapat gelang-gelag warna yang berguna sebagai
indikator besarnya hambatan yang terkandung didalam resistor tersebut. Memiliki
Rating daya sama dengan Resistor Kramik tetapi kalah dalam segi keefektifan ukuran
komponen. Sehingga lebih banyak resistor kramik yang digunakan untuk peralatan
elektronik seperti Smartphone daripada menggunakan Resistor Film karbon yang
ukurannya relatif lebih besar.
e.
Resistor Film Metal
Penampakan
bentuk fisiknya sekilas terlihat bahwa resistor jenis film metal mirip
dengan resistor jenis
film karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar yang berbeda. Namun sebenarnya
kedua jenis resistor ini memilki karakteristik yang berbeda. Untuk resistor
film metal memiliki katelitian tertinggi dibandingkan dengan resistor tetap
jenis lain. Toleransinya hanya berkisar antara 1-5%.
Resistor Film Metal memiliki
resistensi yang lebih besar dibandingkan dengan Resistor Film Karbon. Jika
pada Resistor Film Karbon hanya identik dengan 4 kode warna untuk
membacanya, pada Resistor Film Metal terdapat 5 dan juga 6 kode
warna. Dalam aplikasinya, resistor film metal biasa digunakan pada
perangkat elektronik yang memerlukan ketelitian tinggi, misalnya saja
multimeter ataupun alat ukur lainya.
2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)
Berlawanan
dengan resistor tetap, resistor variable dapat berubah nilai resistansinya sesuai
pengaruh eksternal yang memang sudah didesain demikian. Pengelompokan
jenis resistor variable didasarkan pada bagaimana cara merubah resistansi
tersebut. Misalnya saja LDRbisa
berubah resistansinya jika terjadi perubahan intensitas cahaya yang mengenai
permukaanya. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas secara mendetail:
a.
Potensiometer
Potensiometer merupakan
resistor yang dapat kita atur besar resistansinya. Cara mengaturnya cukup
dengan memutar bagian tuas tengah potensiometer. Resistor jenis ini cukup
sering digunakan dalam rangkaianelektronika semacam fm/am tuner, rangkaian
sensor cahaya, dan lain sebagainya. Bagian dalam potensiometer terbuat
dari kawat berhambatan yang melingkar. Namun selain terbuat dari bahan kawat,
ada juga potensiometer yang tersusun dari karbon sehingga ukurannya dapat
diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.
Perubahan Resistensi
Ada dua
jenis potensiometer yang bisa kita temukan di toko-toko elektronik, yaitu
potensiometer jenis logaritmik dan potensiometer jenis linear. Kedua jenis ini
memiliki perbedaan pada besarnya perubahan resistansi ketika kita memutar tuas
potensiometer.
·
Potensiometer
Linear
Dimaksud
dengan perubahan secara linier merupakan perubahan nilai resistansinya sebanding
dengan arah putaran pengaturnya.
·
Potensiometer Logaritmik
Sedangkan,
yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik yaitu perubahan nilai
resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer
logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal
dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran
pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada
pada titik nol atau titik maksimal putaran.
Untuk
bisa menentukan apakah potensiometer tersebut
logaritmik atau linier, dapat diketahui dengan cara dilihat huruf yang
tertera pada bagian belakang badannya. Jika huruf yang tertera B, maka
potensiometer tersebut berarti logaritmik. Sedangkan jika huruf A, maka
merupakan jenis potensiometer linier. Pada dasarnya, nilai resistansi juga
dapat dilihat dan tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera
tersebut adalah suatu nilai resistansi maksimal dari potensiometer tersebut.
Cara Penggunaan
Selain
dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu Logaritmik ataupun Linear, potensiometer juga
bisa dibedakan dari cara penggunaannya yaitu diputar
dan digeser.
·
Potensiometer
Putar
Diguakan
dengan cara diputar untuk mengubah nilai resistensinya yang biasa digunakan
pada komponen TV Jadul baik untuk menggangti Channel dan juga bisa digunakan
untuk membesarkan dan mengecilkan volume TV. Dapat dilihat pada TV lama jebis
hitam putih tahun 90 an, biasanya masih menggunakan potensiometer jenis
ini.
·
Potensiometer
Geser
Potensiometer geser adalah
kembaran dari potensiometer Putar. Perbedaannya adalah pada cara yang digunakan
untuk mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer Putar, cara mengubah
nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar.
Sedangkan, pada potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya yaitu
dengan cara menggeser gagang pengubah resistensi. Pada umumnya, bahan yang
digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat
dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada
potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan
secara linier.
b.
Trimpot
Bentuk
dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda dengan potensiometer.
Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya tidak cukup hanya memutar
menggunakan tangan kosong ataupun menggesernya saja. Diperlukan alat
semacam obeng -/+ untuk memutarnya sehingga nilai resistansinya berubah sesuai
dengan yang kita inginkan. Trimpot sama
seperti potensiometer juga terdiri atas dua jenis, yaitu trimpot logaritmik dan
linear. Memiliki ciri khusus yang bentuk ukurannya lebih kecil dari potensiometer.
c.
LDR (Light Dependent Resistor)
Seperti
yang sudah disinggung diatas, LDR merupakan jenis resistor variabel yang
resistansinya dapat berubah seiring dengan intensitas cahaya yang mengenai
permukaanya. Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa digunakan pada lampu-lampu yang bisa mati
dan hidup secara otomatis. Sebagai contoh biasanya pada lampu lampu jalan yang
akan nyala pada malam hari atau pada saat wilayah sekitar gelap seperti saat
mendung dan badai yang menutupi matahari dengan
otomatis lampu di jalanan akan nyala dengan sendirinya.
Resistansi
LDR menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas tinggi. Sebaliknya,
semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai permukaanya maka resistansi
LDR akan semakin besar. Konsep
kerja LDR dapat dijelaskan dengan konsep fotolistrik yang dicetuskan oleh
Enstein.
d.
NTC dan PTC
Untuk
kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya dengan merubah
temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative
temperature coefficient) resisntansi semakin kecil ketika suhu lingkungan naik.
Untuk PTC (positive
temperature coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu semakin tinggi suhu
lingkungan semakin besar pula nilai resistansinya.
Pada
dasarnya resistansi setiap bahan pasti dipengaruhi oleh suhu lingkungan
meskipun sangat kecil pengaruhnya. Dalam sebuah rangkaian listrik skala
kecil faktor ini bisa kita abaikan. Namun tidak jika sudah masuk ke dunia
industri skala besar, semua faktor yang dicurigai berpengaruh sebisa mungkin di
hitung dan diteliti efek kedepanya.
e.
Rheostat
Pastinya
sudah tahu jika anda sudah pernah praktikum fisika jikapun belum pernah
seharusnya tetap tidak asing dengan jenis resistor variable yang satu ini.
Terbuat dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar, sehingga
ukuranya pun besar. Rheostat paling
sering digunakan dalam laboratorium. Cara mengubah resistansinya cukup mudah,
yaitu dengan menggeser kepala bagian atas dari rheostat.
Komentar
Posting Komentar